Mata adalah penuntun dan hati adalah pendorong dan penuntut. Mata
memiliki kenikmatan pandangan dan hati memiliki kenikmatan pencapaian.
Dalam dunia nafsu keduanya merupakan sekutu yang mesra; dan jika
terpuruk ke dalam kesulitan dan keduanya bersekutu dalam cobaan; maka
masing-masing akan mencela dan mencaci yang lain.
Hati Berkata kepada Mata
Hati berkata kepada mata, “Kaulah yang telah menyeretku kepada
kebinasaan dan mengakibatkan penyesalan karena aku mengikutimu beberapa
saat saja. Kau lemparkan kerlingan matamu ke taman itu, kau mencari
kesembuhan dari kebun yang tidak sehat, kau salahkan firman Allah,
‘Hendaklah mereka menahan pandangannya’, kau salahkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
النَّظْرَةُ سَهْمٌ مِنْ سِهَامِ إِبْلِيسَ مَسْمُومَةٌ
فَمَنْ تَرَكَهَا مِنْ خَوْفِ اللَّهِ أَثَابَهُ جَلَّ وَعَزَّ إِيمَانًا
يَجِدُ حَلَاوَتَهُ فِي قَلْبِهِ
“Memandang wanita adalah panah beracun dari berbagai macam panah
iblis. Barangsiapa meninggalkannya karena takut kepada Allah Azza wa
Jalla, maka Allah akan memberi balasan iman kepadanya yang akan didapati
kelezatannya di dalam hatinya.” (HR. Ahmad)