Sie Kerohanian Islam (SKI) SMA N 1 PURI Mojokerto

Berkata Mu’allaa bin Fadhl: “Dahulu para salaf (pendahulu) mereka selalu berdo’a meminta kepada Allah pada enam bulan (sebelum datangnya bulan Ramadhan) agar Allah mengantarkan mereka untuk bertemu dengan bulan Ramadhan. Kemudian mereka berdoa kepada Allah pada enam bulan berikutnya (setelah datangnya bulan Ramadhan) agar Allah menerima mereka (amal perbuatan yang mereka lakukan selama bulan Ramadhan).”

Berkata Yahya bin Abi Katsir: “Diantara doa yang mereka (para salaf) ucapkan adalah, ‘ya Allah, hantarkanlah aku kepada bulan Ramadhan dan hantarkanlah bulan Ramadhan kepadaku dan terimalah amal perbuatanku (selama bulan Ramadhan).’”

Dapat bertemu dengan Bulan Ramadhan dan berpuasa (Ramadhan) adalah nikmat yang teramat besar bagi siapa saja yang ditakdirkan oleh Allah. Disebutkan dalam sebuah keterangan tentang tiga orang, yang mana dua orang diantaranya telah meninggal lebih dulu di jalan Allah (syahid) sedangkan orang yang ketiga hanya meninggal di atas tempat tidurnya. Maka Nabipun bersabda:

أليس قد مكث هذا بعده سنة فأدرك رمضان فصامه وصلى كذا وكذا سجدة في السنة ؟ فلما بينهما أبعد مما بين السماء والأرض

“Bukankah orang ini telah hidup setahun sepeninggalnya (dua orang yang syahid) kemudian dia bertemu dengan Bulan Ramadhan, berpuasa, padanya dan telah sholat sekian kali pada tahun tersebut? Sungguh rentang waktu (setahun) itu lebih jauh dari jarak antara langit dan bumi.”

(HR. Baihaqi dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Bani dalam Shohihul Jami’ 1/281 no. 1316)
Read More …